Suntuk Menjelang Senang
Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Saat ini saya kembali terjebak di belakang meja setinggi 30 cm dengan komputer yang menyala dan tuts yang menari-nari di depan saya. Tak hanya itu, berkali-kali saya mendongak, untuk melihat si-jam-warna-merah-begitu-berarti yang bertengger di atas saya. Uh, waktu rasanya cepat sekali ketika saya dikejar begini. Dikejar apa? Baiklah. Ada buanyak tugas yang belum saya kerjakan. Tepatnya belum selesai saya kerjakan. Tentu saja ini sepenuhnya karena saya sendiri. Terlalu let it flow menghadapi semuanya dan tidak bisa menegasi diri saya sendiri. Ada beberapa tugas yang jadi beban besok-besok, ada juga yang besok, dan ada juga yang masih besok besoknya lagi. Yah, begitulah *tentu saja tidak ada keluh! Tepatnya, masih ada banyak masalah yang menghadang. Tapi apa gunanya saya disini kalau nggak bisa get the spirit? Bukankah saya ingin hidup untuk bersemangat, dan bersemangat untuk hidup? Ada yang bilang, istirahat yang terindah adalah saat mat...