Entri Baru

Baru saja saya terpaku dengan tulisan 'Entri Baru' yang mewarnai page kunjungan ke blog saya sendiri. Usai mengubek-ubek blog, pandangan saya kembali tertuju ke choice 'Entri Baru' tersebut. Tergoda rasanya saya untuk menuliskan sebaris-dua baris kata sebagai penghias kolom blog saya agar tak melulu begitu setelah lepas dari Semeru.
Mengenai entri baru tersebut, saya cenderung berfikir apa sih, artinya? Secara singkat (ini saya banget)entri baru yang saya lihat tadi di kelola blog adalah pilihan dimana kita bisa menambahkan tulisan atau apapun yang ingin kita share untuk menghiasi dinding blog kita supaya pembaca nggak bosan dengan tulisan yang melulu itu aja. Tidak hanya itu, entri baru bisa jadi merupakan pembaharuan atas tulisan-tulisan ataupun hasil yang telah ada untuk kemudian dapat dinikmati pembaca.
Tiba-tiba saya tergelitik.
Saya teringat kejadian semalam. Saat saya asyik nongkrong, ngobrol ngalor-ngidul tentang planning yang saya inginkan bersama senior PLASMA saya. Kami bercerita banyak hal. Mulai dari yang nggak penting banget sampai yang dalam maknanya. Ha ha:)
That's right.
Saat itu perlahan saya berusaha memahami sikap manusia yang serba unik. Ada yang begini dan begitu, ada yang sepaham dan tidak. Dan banyak lagi yang tentu tidak bisa dijelaskan hanya dengan sekedar tulisan begini. Ada jutaan sifat manusia yang secara langsung maupun tidak kita rasakan dan lihat setiap harinya. Bagi beberapa orang, sifat-sifat itu dianggap sambil lalu jika tidak ada keuntungan dibalik menyelidiknya, dan bagi beberapa orang, sifat itu penting. Karena sekecil apapun yang kita perbuat pasti akan berdampak bagi kelangsungan hidup orang lain. (yah, itu pun bagian dari sikap manusia, kan?)
Tak pelak lagi saya akui, keputusan saya terkadang begitu benar dan begitu salah. Namun dari keduanya bisa saya tarik kesinambungan. Kadang kalau saya tidak mengambil keputusan yang benar, saya tidak akan salah. Begitupun sebaliknya. Saya akui dalam keputusan yang diambil selalu ada keputusan lain yang wajib dilakoni sebagai peran kita di bumi mayapada ini.

Kalau kemarin saya habis-habisan membahas megahnya Semeru beserta intrik-intrik yang menghiasinya. Kali ini saya tak ingin membahas seperti itu karena jujur saja saya tak ingin terlampau berharap pada pendakian selanjutnya. Bukan apa. Pendakian selanjutnya, saya rasa terlalu tidak pasti. Sementara tekad saya selama ini, kalau sudah semangat menggebu, lalu ternyata tidak jadi, akan ngedrop sampai sekian persen hingga menyebabkan kemalasan ekstra luar biasa pada pendakian setelahnya. Yah, saya payah banget, sih ya? Padahal saya suka banget naik gunung. Meskipun nggak sering banget naik gunung tapi saya menikmati setiap perjalanan tersebut. Nggak dibuat ngotot dan serius dengan puncak, nggak dibuat cuma have fun dan omong kosong, tapi dibuat merenung dan berdiam menghayati ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Disana saya belajar banyak hal tentang segala tetek-bengek hidup ini yang sama sekali tidak bisa saya tebak. Ada teka-teki berwarna-warni yang selalu menghasilkan bayang-bayang semu lain dalam hidup saya.
Kadang saya sadari keterbatasan saya, tapi saat itu, saya sadar betapa Tuhan begitu memberikan saya kelapangan hingga membuat keterbatasan saya menjadi begitu tak terjamah. Tuhan begitu mengerti.
Kalaupun saya selalu terdiam dan tak mau ambil pusing atas urusan ini-itu, dalam hati saya berkecamuk berbagai hal. Dan saya bertekad mengalahkannya. Keegoisan, rasa iri, dongkol, kesal, malas, dan lain sebagainya yang mau tak mau harus saya lawan dengan diri saya sendiri. Hal ini mengingatkan saya akan satu hal.

Beberapa waktu lalu saya mengalami kejadian aneh. Saat saya kelelahan, jatuh tertidur begitu saya sangat mengantuk, saya akan merasa saya sudah berada di alam mimpi. Ada banyak orang disekitar saya, dan saya yakin betul itulah mimpi saya. Ada teman sekolah, organisasi, bahkan yang tak saya kenal. Dan saat itu, saya meronta. Saya bilang pada diri saya sendiri bahwa itu cuma mimpi buruk. Itu cuma mimpi yang menyebalkan. Saya berusaha bangun namun tubuh saya terasa kaku. Aneh. Saya akan bergelut untuk mengerahkan segala usaha saya agar bisa lekas bangun dan terlepas dari mimpi itu selama orang-orang itu masih berdengung di sekitar saya. Aneh aneh. Lalu mendadak tangan saya dapat digerakkan dan saya akan langsung membuka mata lebar-lebar. Sadar betul bahwa saya tadi bermimpi begitu aneh aneh anehnya dan harus melawan diri saya sendiri untuk bangun dan terlepas dari mimpi itu.
Sejujurnya, saya tak suka bermimpi begitu.
Bukannya saya tak punya impian. Selalu ada impian. Hanya saja, mimpi dalam tidur yang begitu 'tak jelas' dan malas saya artikan bukanlah bagian dari mimpi-mimpi yang saya dambakan.
Tak ada yang perlu dikatakan untuk itu. Saya rasa itulah sifat saya.

Saat ini yang ada dalam pikiran saya hanya bagaimana selekasnya saya mendapat kabar bahwa saya benar-benar akan mendaki bersama teman-teman. Saya ingin berangkat. Saya tak ingin terganjal. Saya benar-benar tertelungkup jika saya terus-terusan dibiarkan begini. Seusai kegiatan MOS dan PENA di sekolah yang begitu saya nikmati dan rasakan betul, tak ada yang saya ingini kecuali selekasnya mendapatkan kepastian bahwa saya akan mendaki. Karena, percaya atau tidak, hal itu secara langsung membuat saya semangat dan berharap untuk hari-hari kedepan.


selalu merindukan, Mahameru dan hangatnya Jonggring Saloka

vigna sinensis, si Kacang Panjang yang begitu penuh perjuangan.
NOT RIRI AGAIN.

Comments

  1. hmm...."keep your spirit"
    "do what you wanna do but hmm...you know the rule,right??"

    ReplyDelete
  2. what rule?
    my life is not about the rule.
    and I don't know if I have it.

    But I guess more like without rule.
    just my life what it is.

    ReplyDelete
  3. mmmmm....do you have reigion right???that's your rule in your life....
    life without that i gues your life will be....you know right???

    nice answer..kacang panjang

    ReplyDelete
  4. Again. You beg my pardon.
    I say : my life is not about the rule. and I don't know if I have it.
    that's mean closely : my life is not always fulfill with 'the rule' like yours. I can do anything that not incept in the rule.
    and I don't know if my life like yours. Wow, it's bad disaster, you know? -.-

    ReplyDelete
  5. hhmmm....disaster...it's all up to you..

    see you again next month.bye
    nice talks with you.

    ReplyDelete
  6. hahaha.

    saya sadar anda tidak paham maksud saya.

    well. I'm so sure that's end.
    :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

My Own Steps

Aku Tidak Apa-Apa:)

(Kosong)