Tiada Sempat
Mungkin Tuhan itu memang baik. Hanya dengan melihat kamu, aku yang tidak pernah berdoa ini bisa yakin Tuhan itu benar-benar baik. Aku tak tahu lagi siapa diriku saat kamu mulai mau duduk di sampingku dan mengatakan segalanya. Segalanya. Mengapa aku tahu kamu punya segalanya? Matamu berkata lebih baik dari wajahmu. Wajah anggun yang palsu kamu tampakkan pada mereka yang beranjak mendekat penuh ingin tahu pada gadis secantik kamu. Pada romantisme yang kamu buat disekitar kamu. Mendadak kamu jadi pusat semua berseteru untuk hal yang satu. Kubuang buih-buih lamunan yang tadi ada. Hanya untuk terus memandangi kamu. Melihat kamu mengaduk espresso tanpa tahu apa yang menantimu di ujung pusaran yang sama. ...