Posts

Showing posts from 2014

Tentang Hidup

            Judulnya, sih, badai. Tapi isinya nggak sekental judulnya, kok.             Sebenarnya beberapa hari ini sedang ingin menulis banyak-banyak. Karena blog yang sudah lama tidak dikunjungi, pun karena sedang banyak dorongan untuk menulis. Hanya saja, lagi-lagi tersandung feel dan mood yang entah kenapa tidak juga berpihak pada Ms. Word ini.             Setiap lihat kursor berkedip di layar berisi kertas kosong serasa writer’s block. Nggak tahu mau menulis apa dan bagaimana. Ide-ide yang muncul beberapa hari belakangan mendadak gelap. Nggak kelihatan apa-apa, gitu. Sebenarnya pun juga bukan ide nan bombastis apalagi yang bakal bersejarah. Hanya saja, bagi saya pribadi semakin lama waktu-waktu kuliah menjadi semakin tidak produktif. Misalnya, kini saya memilih menulis ngawur begini daripada membaca buku Sinta...

Ketika Dalam Suatu Waktu, Saya Menulis

            Seharian ini saya kenyang dengan komentar bernada, “kamu nggak pakai daleman, ya? Gaunmu menerawang, tuh.”             Mulai dari kakak angkatan, teman seangkatan, hingga rekan-rekan yang saling kenal saja. Bahkan banyak juga yang berbaik hati menyarankan untuk menutupinya dengan kain.             Saya jawab, “ya sudah, biarkan saja.”             Kemudian mereka akan berhenti berkomentar.             Memakai gaun berwarna putih berbahan tipis memang menyebabkan banyak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Terutama saat hari siang. Matahari sedang terik bersinar, dan rok saya seperti daun yang ditiup angin semilir. Sejuk.             Ta...

Harga Normal

Kenapa kita merasa bisa mengusahakan diri kita atas hal-hal yang akan atau sedang atau yang telah kita lakukan? Terkadang bagi saya, rasa-rasanya karena kita punya kuasa atas apa yang kita punya. Tubuh, badan, raga, apalah itu. Lantas, siapakah 'kita' sebenarnya? Sebatas jiwa yang tidak bertuan? Selalu merasa tak berada di tempat yang tepat, bertanya-tanya akan hal-hal yang tidak perlu, mengeluh dan berjuang untuk menjadi sebaik-baik kita seharusnya? Lalu hidup ini seketika menjadi begitu membosankan. Saat kita hidup hanya sibuk mencari. Menemukan. Mengganti. Berbagai hal yang melekat pada diri kita. Merelakan sebagian dari diri kita lepas, pergi bersama apapun yang kita harapkan menjadi hal yang lebih baik dari sebelumnya. Alangkah membosankannya, saat kita hidup untuk terus memimpikan raga orang lain. Tolong pahami baik-baik. Saat kita pernah berharap menjadi dia, menjadi yang ini, yang itu. Dan begitu seterusnya. Alangkah membosankannya hidup, ketika kita berpuas diri d...

buat kamu selarut ini

Bang, saya kenalkan sekali lagi. Kali-kali Abang lupa, entah sengaja atau tidak. Atau ada yang menghantam kepala Abang sehingga yang ada hanya mabuk yang semakin lama semakin mengendalikan arah apapun yang sedang terjalin di antara saya dan Abang. Di antara kita. Saya perempuan yang masih mencari definisi perempuan. Saya manusia yang masih mencari definisi manusia. Saya pencinta yang masih mencari definisi cinta. Saya pengelana yang masih mencari jalan untuk berkelana pada diri saya sendiri. Saya seorang diri, yang sedang mencari apa artinya menjadi diri sendiri dan dibiarkan sendirian. Karenanya, saya mengucapkan terima kasih Abang mau menerima saya. Tidak sulit, tidak juga mudah. Tetapi saya terlebih dahulu menerima diri saya sendiri dengan ketakapaadaannya sebelum saya menanyakan layakkah Abang menerima saya. Dalam suatu tahap hubungan, saling menerima adalah syarat krusial yang seringkali memiliki kekhasan, hal-hal spesial yang pada akhirnya hanya indah di awal. Lebih dahulu m...