Posts

Showing posts from June, 2015

Chill

Haha. Maaf, ya. Kali ini izinkan saya menulis dengan ketawa miris sebelumnya. Dengan ketawa sungkan, maklum, dan nggak tega. Dan sebenarnya hal itu bukan kemauan saya, hanya saja saya orang yang selalu dapat motivasi menulis dengan hal-hal miris dan nggak karuan yang terjadi di hidup saya. What a wonderful life!! Selama sembilan belas tahun lebih saya hidup, saya merasa terkadang cukup kesusahan dan kerepotan dengan masalah ataupun ujian yang diberikan Tuhan. There’s so much things left behind. My family, my passion, my career, my interest, my love life, my friends, etc. Tapi itulah hidup, kan. Kita harus bisa taktis dan praktis dalam menentukan sesuatu. Mencari celah yang sekiranya akan menjatuhkan atau malah menguntungkan. Sejauh ini, saya ribuan kali terjatuh. Mencium tanah, tersungkur dan tak bisa apa-apa adalah hal yang sering saya lalui sejak saya kenal masalah. Sempat juga membesar dan terlontar ke langit. Saya tidak bilang bahwa dengan itu saya sudah merasakan apa yang seh...

Sebuah Keharuan yang Semestinya

Televisi di kamar saya (masih) menayangkan berita eksekusi mati sejumlah narapidana yang dihukum karena kasus narkoba. Sejujurnya, belakangan ini berita itu sedang banyak menghiasi layar kaca. Mungkin karena pilihan chanel televisi saya yang terbatas. Tak apa. Malam ini saya lelah sekali. Tidak ada tenaga untuk ngapa-ngapain. Sudah sejam yang lalu saya merasa perut saya keroncongan, tapi bukannya menyambar jaket dan pergi ke burjo dekat kosan, saya malah meraih buku Dahlan Juga Manusia dan kembali membacanya. Well, saya tidak tahu apa yang saya lakukan pada diri saya sendiri. Dan saya rasa itulah masalah yang sedang saya hadapi. Di satu sisi saya merasa struggling too much on something yang bahkan tidak seharusnya saya pedulikan. Saya terbebani dengan berbagai hal yang seharusnya bukan menjadi tanggung jawab saya. Sehingga lelah begitu menyadari resiko yang saya hadapi dan hal-hal yang sebenarnya harus saya lakukan. Sejujurnya sedang apa saya ini? Tempat yang paling saya rindukan...

Bagaimanakah Seharusnya

Akhirnya. Malam ini saya bisa santai. Duduk di depan laptop, dan mulai menulis (yang tidak penting) lagi. Mungkin itulah keahlian saya, tanpa bisa membuatnya jadi penting. Hanya sedikit berarti bagi dunia saya yang semakin lama semakin sempit dan luas di saat yang bersamaan. Aneh. Tidak ada jadwal latihan yang super-ketat, plus catatan tambahan untuk selalu menjaga kesehatan dan performa. Pentas yang dinanti-nanti sekian lama telah berakhir. Berganti dengan senyum dan haru di hari pementasan semua pemeran dan kru. Sejujurnya say tak tahu, apakah yang menyebabkan saya bisa terlibat dalam pementasan tersebut. Mungkin saking santainya saya. Hingga kini saya merasa tak punya banyak waktu untuk santai lagi. Namun begitulah, proses tiga bulan itu berhenti begitu saja dalam malam puncak yang menjadi eksekutor seluruh rangkaian proses panjang dan melelahkan kami. Mungkin kesibukan itu pulalah yang bisa membuat saya bertahan tanpa menulis ngalor-ngidul begini. Walau tiap malam saya harus...

Sebuah Catatan Tentang Cinta yang Berani

Terkadang keberanian itu penting untuk mencintai. Tidak untuk mengungkapkan. Berani dalam mencintai, menyukai, dan menyayangi seseorang pun adalah sebuah hal yang sangat sulit dilakukan. Kebanyakan orang mungkin berpikir untuk apa mencintai, menyukai, dan menyayangi tanpa membiarkan orang yang kita cintai itu tahu. Tetapi di sisi lain, kita secara tidak sadar memberanikan diri dan mempersiapkan hati kita untuk dengan tulus mencintai seseorang tanpa berharap akan benar-benar bersama. Ketika kita berani untuk mencintai, bukan berarti hidup akan selalu indah di akhir cerita. Namun rasa sakit adalah hal yang biasa. Meskipun mencintai tanpa pamrih bukan berarti sakit, dan terus-terusan menerima rasa sakit tanpa mampu berbuat apa-apa, sebagian diri saya percaya bahwa mencintai tanpa pamrih merupakan sebuah penghargaan bagi diri kita sendiri agar mampu menerima dan memberi rasa cinta pada siapapun. Karena esensi mencintai tanpa pamrih adalah mencintai diri sendiri. Bagaimana kita p...