Posts

Showing posts from January, 2014

Suatu Malam di Depan Rumah

Malam ini Tuhan menghukumku. Mempertontonkan dan menguji ketegaanku saat melihat satu dari teman terbaikku menangis membisu. Menahan semua kepengapan yang kurasakan usai bercerita, seolah menimpakan semua ke bahunya. Ia yang selama ini selalu bersamaku. Datang dan pergi. Ada dan hilang. Malam ini membuat teritorinya, dengan melindungiku. Aku sandarkan semua tangis dan lelah padanya. Pada bahunya yang mengeras pasca aku bercerita. Membelakangiku dengan sejuta amarah, yang membuatku tak henti merasa bersalah. Walau untuk apa? Karena hal itu? Karena menceritakannya? Dan ia menjawab semua dengan tangan terentang dan bahu melebar sempurna. Merengkuhku, membungkus semua ketakutanku dalam kediaman. Membiarkanku menggila dengan berkata, "menangislah. Menangislah sepuasmu." Mendekatkanku dengan ia yang seringkali kutatap punggung dan tawanya. Mendekapkan semua kegelisahan kami dengan janji yang menelan mataku, telinga dan sekujur badanku. Betapa besar arti sebuah janji.. Berk...

Big Hole: The Failed Kumbolo

Hello. Tepat saat saya memulai kata-kata demi kata untuk posting ini, jam di laptop saya menunjukkan waktu tepat pukul 12.00, tertanggal 19 Januari 2014. Kenapa saya memulai dengan waktu? Karena saya baru sadar pengaturan waktu di blog saya kacau. Ditambah lagi kebiasaan saya untuk memposting berondongan semua tulisan (atau apapun itu) dalam kurun waktu yang sama sehingga interval antar pos bisa sangat berdekatan atau bahkan berjauhan padahal saat saya merasa teratur menulis di laptop. Hanya saja, ini masalah posting.. (adakah yang mau tahu?) haha. Sudah seminggu saya di rumah. Maksud saya di Probolinggo. Seminggu yang lalu saya ‘terpaksa’ pulang karena ada acara disnatalis yang tak  bisa diganggu gugat, plus kedatangan sahabat-sahabat saya dari berbagai macam kegiatan mereka. Mulai dari yang kuliah sampai pendidikan. Akhirnya semua bisa berkumpul, walaupun nggak lengkap. Sedih deh, geng warung kopi kami kurang semarak rasanya. Hehe. Jadilah saya menumpangi KA. Logawa puku...

18 Tahun

Hari ini aku mau jadi orang paling egois di dunia.             Bukan karena sekarang tanggal 14 atau karena aku sedang ada di rumah. Tidak ada yang kupikirkan. Terkadang alasan ada bukan untuk diungkapkan. Dan aku lebih memilih menyimpannya selama apa aku dapat bertahan.             Adalah hati, yang membisiki aku untuk mengubah subjek dari saya menjadi aku. Adalah hati, yang menggerakkan jemari yang tak pernah indah ini untuk sekedar menulis satu dua kata bagi yang dirindui. Adalah hati, yang menjawab semua pertanyaan akan alasan-alasan yang selama ini tak berdasar. Adalah hatiku.             Selamat datang 18. Resmi sudah 18 tahun aku hidup. Dan hingga saat ini masih sangsi. Benarkah aku hidup?             Bukankah semua ini sudah seperti berada pada lajurnya...

In Memoriam

            Entah kenapa, malam ini aku membiarkan diriku larut.             Setidaknya sekali lagi.             Di tahun yang baru.             Mungkin karena besok Mama berulang tahun. Entah yang keberapa. Aku tidak mau membuang waktu untuk sekedar menghitungnya.             Malam ini, aku kembali mempertanyakan alasan kehadiranku di tempat ini.             Alasan mengapa aku ada, hidup, dan bernafas.             Alasan mengapa aku ada di Jember, Probolinggo, atau Jogjakarta.             Aku seperti menghitung balok-balok yang semakin lama semakin tidak ter...

Saatnya Kembali

            Saatnya kembali.             Salah seorang teman saya pernah bilang, kita punya waktu masing-masing untuk melakukan masing-masing hal pula. Mungkin ini saatnya saya kembali pada program yang sekian lama menjaga otak saya agar tetap waras. Agar kian waras. Mungkin.             Terkadang saya tidak percaya saya masih waras, walaupun ada ketentraman tersendiri saat saya mencoba mengisi lembar-lembar kosong ini menjadi semakin tak berarti. I would still be holding you like this. Maroon 5.             Toh nyatanya saya masih kembali.             Masih ingat jalan pulang walaupun yang saya tatap kembali hanya kekosongan. Ada yang sakit dari proses penemuan itu.          ...

Aku Selalu Ingat

             Aku selalu ingat, kita punya cinta.             Dalam seluk beluk jalan yang tandus. Padang ilalang yang kering meranggas karena rimbunnya panas.             Kita pun terkadang punya cerita di balik cinta.             Akan asa yang tidak kunjung datang. Sebuah penantian yang pahit. Sebuah kisah memilukan dari hubungan yang telah berlangsung sekian lama. Selarik pengharapan yang tidak kunjung datang. Terkadang ada yang membuat segalanya begitu rumit. Kendati untuk berpisah.             Walau hanya satu alasan. Walau hanya satu tujuan.             Terkadang aku tahu, masih bisa kurasakan cinta itu walaupun hati yang kurasai meluncur di sela-sela jemari yang te...