Why Must Boyband? (Ngidol versi EXO)
Jangan protes.
Judul
saya kali ini memang benar-benar saya tulis dengan sesadar-sadarnya. Bukan
dengan sengefans-ngefansnya. Yah mungkin untuk membayar semua pengorbanan
menjadi fangirl untuk sebuah boyband ngetop nun jauh di sana. Bukan, sekali
lagi bukan untuk mencekoki apapun dalam pikiran Anda mengenai apa yang akan
saya tulis.
Seringkali saya dihadapkan dengan
pertanyaan itu, ”why must boyband?”
Saya biasanya jawab dengan tidak
patriotik terhadap komunitas saya, ”of course. Why?” (tentu saja percakapan itu
tidak dalam bahasa Inggris)
Banyak orang, bahkan hampir semua
yang ngefans sama boyband atau girlband itu dipandang tidak punya selera karena
biasanya boyband atau girlband (untuk selanjutnya akan saya singkat jadi BB dan
GB) hanya mengutamakan bentuk fisik personil-personil mereka dalam setiap
penampilan. Suara pas-pasan, ngedance juga nanggung. Intinya mereka itu nggak
punya konsep. Karenanya banyak orang yang ngefans BB atau GB (terutama BB GB
Indonesia) kebanyakan dibully dan dianggap sebagai korban perangkap hedonis.
Sejujurnya, saya juga mengkhianati patriotisme saya sendiri karena nggak begitu
suka BB ataupun GB Indonesia. Kenapa? Karena saya juga menganggap sama, mereka
hanya modal tampang. Intinya fisik. Kalaupun ada yang suaranya bisa didengar
(maafkan pemilihan kata-kata saya) itu hanya faktor keberuntungan saja, soalnya
teman-temannya di satu grup itu nggak ada yang seenak dia. Kalau disuruh nyanyi
solo biasanya gagap. Makanya mereka berlagak selalu kompak. Satu sakit maka
nggak tampil semua. Karena mereka utuh sebagai BB atau GB dengan meniru
komplektisitas grup-grup luar negeri yang sudah lebih dulu mentereng namanya.
Oke, sebutlah saya ngidol. Tapi
siapa sih yang mau dinilai seleranya nggak berkualitas? Apalagi hanya karena
saya ngidol BB dan GB luar negeri. Saat saya suka mereka, saya juga suka artis
lain. Sheila On 7 misalnya. Pink, Alex Rudiart, dan banyak lagi. Bukannya saya
juga punya selera? Dan bukannya itu berhak dan pantas dihargai?
Agak heran juga, artis-artis luar
negeri itu cantik-cantik ganteng-ganteng lho. Tapi saat mereka lihai berakting
kemudian merambah dunia tarik suara, nggak ada tuh yang mencibir. Padahal
suaranya pas-pasan, misalnya. Walaupun jarang juga saya temui artis luar negeri
yang suaranya pas-pasan. Kenapa? Karena mereka total. Itu bedanya dengan artis
kita yang semuanya serba nanggung, dari suara sampai penampilan. Makanya,
muncullah kalimat sakti ini; aji mumpung.
Tidak, kok. Saya tidak ingin
menyudutkan produk-produk TV nasional kita. Banyak sekali yang memang
benar-benar berbakat. Hanya saja agak heran, kalau mereka yang di luar negeri
bisa, kenapa artis kita nggak? Jangan jauh-jauh ke USA sana. Korea Selatan
contohnya. Jangan dulu antipati dengan negara itu. Mungkin mendengarnya akan
langsung terpikir boyband berwajah cantik yang dipandang homo walaupun punya
abs (otot perut) yang keren dan girlband dari yang berbody bak super model
maupun model film dewasa. Tapi negara itu, iya negara itu bagi yang saking
antipatinya terhadap KorSel, mereka mampu menunjukkan kemajuan ekonomi yang
sangat sangat signifikan. Apalagi dibandingkan dengan ibu pertiwi tercinta.
Korea yang dulunya nggak ada gaungnya, bahkan bagi kebanyakan orang Indonesia,
orang Korea sama orang China itu nggak ada bedanya, kini jadi negara wahid soal
memproduksi artis-artis yang berbakat. Ingat Psy, kan? Gangnam style-nya, siapa
yang tidak tahu? Padahal itu bukan kesenian asli Korea.
Padahal Gangnam adalah nama sebuah
pusat perkantoran yang dulunya juga nggak terawat.
Tenang, awalnya saya juga berpikiran
sama.
Saat banyak orang heboh dengan
boyband-boyband ibu kota, ternyata KorSel sudah memulainya lebih dulu. Sering
saya temui di majalah foto-foto mereka. Dan saya juga nggak suka dengan wajah
yang semuanya sama (kelihatannya) dengan penampilan yang over. Beneran. Saya
juga menganggap rendah mereka yang ngefans sama BB baik BB Korea (di post ini,
setiap Korea berarti Korea Selatan) maupun yang produk lokal Indonesia.
Intinya, saya masih nggak bisa menangkap dengan jelas apa konsep yang mereka suguhkan.
Saya juga nggak tertarik lihat. Bagi saya nggak ada yang perlu digali lagi dari
sekumpulan lelaki ataupun perempuan yang joget mirip senam karena gerakan
diulang dan simpel, kemudian menyanyi dengan suara yang didesain elektro supaya
menyembunyikan fals. Dengan lagu yang nggak bermutu pula. Itu benar.
Jadi, saya mohon camkan baik-baik,
jangan coba-coba menyamakan BB atau GB Indo dengan luar negeri. It’s a BIG difference about boyband
and girlband Korea with Indonesia !
Hingga
suatu kali, di suatu sore saat saya kelas 8 atau 9, di bangku SMP, saya iseng
aja download videonya Super Junior di youtube. Saat itu mereka comeback dengan
single Bonamana. Namanya juga baru pertama kali download video, berasa nggak
gape aja. Formatnya aja masih nggak jelas waktu itu. Yang penting bisa
ditonton, saya lagi sakau saat itu, alias boring setengah mati.
Saat nonton,
saya tahan-tahan sampai menit pertama. Karena yang pertama muncul adalah
wajah-wajah personel yang bikin saya pusing, ”lho, perasaan orang ini yang tadi
muncul. Nah ini juga.” Maksudnya mirip-mirip. Nggak ngeh juga apa bedanya sama
orang China. Tapi saya tahanin dululah. Saya pengin ketemu magnetnya di mana.
Satu menit, dua menit, tiga menit..
empat menit. Habis. Saya diam.
Diam.. diam..
Yang terlintas di pikiran saya :
”keren juga.”
Maafkan selera saya sehingga MV
Bonamana yang keren begitu saya anggap sebagai keren ’juga’. Tapi saya malah
kecanduan. Titik terlemah saya mungkin sudah kena gara-gara nonton VC keparat
itu. Saya nggak habis-habis nonton sampai videonya macet-macetan. Saya juga
mulai download MV lain. Sorry Sorry yang duluan release juga saya download.
Wah, saya suka, nih. Hehe.
Kenapa suka?
Alasan ilmiahnya begini. Maksudnya
alasan yang masuk akal, hehe.
Kalau Anda
lihat di VC itu adalah sekumpulan lelaki pesolek, mungkin Anda benar. Tapi saya
berani bertaruh mereka pesolek yang mampu membeli semua omongan Anda.
Dance-nya, suaranya. Dan mereka seolah benar-benar terlahir untuk menjadi
boyband. Bukan karena pakaiannya yang keren, sepatunya yang bagus, atau
wajahnya yang tampan. Tapi karena ekspresi mereka, silakan bandingkan dengan
ekspresi wajah BB Indo yang itu-itu aja, makanya mereka dibilang jual tampang.
Super Junior adalah contoh boyband yang sukses, berhasil sebagai boyband. Apa yang
mereka tarikan setimpal dengan apa yang mereka nyanyikan, dan lagu yang mereka
bawakan sesuai dengan image yang mereka berani pertaruhkan.
Agensi mereka pun nggak main-main
membiayai semua yang berusaha mereka tampilkan itu. Tepatnya, buat saya mereka
tahu betul kelebihan mereka. Hingga saya dari yang awalnya juga antipati malah
jatuh hati. Dan sekali lagi, ini bukan coretan ABG labil tentang ngidolnya dia
ke grup-grup tertentu. Saya sendiri mencoba reasonable agar bisa diterima
banyak orang. Tentunya orang yang menganggap saya cetek dengan menyukai boyband
atau girlband punya pendapat tersendiri dan bukan tugas saya untuk mengurusi
pandangan mereka. Saya hanya mengemukakan kenapa saya suka mereka.
Terutama para cowok. Gila ya. Nggak
sekali saya ketemu teman cowok yang mencibir saat tahu kesukaan saya. Padahal
mereka kalau disuguhin girlband yang punya body+muka cantik juga kadang
curi-curi pandang walaupun nahan-nahan diri supaya nggak dibilang munafik.
Mereka menilai sekumpulan lelaki yang menari dan menyanyi dengan fashion yang
high itu kurang testoteron untuk disebut sebagai lelaki. Buat kebanyakan teman
saya (orang Indonesia) lelaki itu main sepak bola. Lelaki itu macho. Padahal
gosipnya di gym, lelaki macho itu nggak suka cewek. Repot dong. Kelewat macho
salah, bersolek juga salah. Padahal training yang boyband lakukan di agency
mereka sama sekali tidak mudah. Sekali lagi, mereka sama sekali tidak melalui
jalan yang mudah untuk jadi sukses. Dipikir nyanyi sambil nari itu nggak capek?
Artis solo konser aja butuh persiapan berbulan-bulan. Ini mau konser yang
isinya full nyanyi sambil nari. Jangan salah, boyband Korea punya gengsi yang
gede. Mereka nggak bakal mau tampil setengah-setengah, mereka nggak ragu-ragu
latihan lebih dari jadwal tidur untuk membeli semua omongan negatif tentang
mereka, serta memuaskan fans mereka. Tau boyband TVXQ atau DBSK? Mereka yang
awalnya berlima mretel hingga tinggal dua orang itu latihan nyanyi sambil lari.
Setiap hari. Walaupun ketiak Yunho kadang-kadang serimbun kebun raya Bogor
begitu, kalau ia menyanyi sambil jejingkrakan, biasanya membuat cowok-cowok
melengos dan langsung mengganti chanel televisi. Saya bilangnya sih, nggak mau
lihat karena banyak yang nggak mampu. Iya apa iya? :D
Latihan yang mereka lakukan serius,
kebiasaan yang mereka lakukan juga nggak main-main. Kadang saja orang-orang
kebanyakan ngejudge dari covernya. Yang homo lah, yang satanic lah, yang
illuminati lah. Suara yang mereka perdengarkan sekelas penyanyi solo, dan dance
yang mereka bawakan sekelas dancer kawakan.
Saya lebih sering lagi dijudge nggak
cinta Indonesia gara-gara koleksi MV boyband dan girlband di laptop. Err,
sungkan sebenarnya saya mematahkan statement ini. Tapi saat saya suka boyband
atau girlband, saya juga masih nonton tari tradisional, tuh. Masih suka lihat
sendratari dan ketoprak. Bahkan masih nemani Bapak nonton wayang kulit walaupun
yang kita pantengin kacang rebus sama kopinya. Jujur saya, lewat ngidol saya
lebih menghargai budaya sendiri.
Kenapa?
Dengan boyband dan girlband yang
memenuhi selera pangsa pasar Barat atau universal tepatnya, mereka juga
membuktikan kalau Korea mampu bersaing dengan dunia Barat. Dengan hiburan
entertaiment yang mereka suguhkan. Tapi bukan karena budayanya. Mereka lebih
dulu menghipnotis dengan penampilan modern, menyeret kita untuk suka, dan mulai
memperkenalkan budaya-budaya tradisional Korea. Baju tradisional yang hanya
satu (Indonesia punya berapa? Bisa ngitung?), makanan khas, bahasa, gaya
bicara, tempat wisata, semuanya membuat orang-orang awam seperti kita
keranjingan. Mungkin beginilah susahnya jadi negara berkembang yang selalu
berubah kiblat *hela napas. Sementara kita sendiri? Dengan negara terkaya di
dunia ini, apa yang kita harapkan bahkan hanya sedikit mampu mengejar
ketertinggalan dari Korea. Gimana, dong? Boyband-girlbandnya saja hasil
nyontek. Ngakunya sih termotivasi.
Sejak saat itu saya jadi
keranjingan. Sekarang tahun 2013, berarti sudah empat tahun saya ngidol.
Kalau sekarang, saya masih
tetap ngefans ke hampir semua ’produk’ SM Entertaiment selaku ambassador
artis-artis terkemuka Korea. Super Junior, SNSD (GB yang badannya seperti model
dan suaranya bagus), SHINee (lima lelaki muda yang high spirited dan suara
serta dancenya nggak diraguin), f(x) (lima gadis yang mengusung tema fashion
yang juga nggak main-main), at last but not least, EXO.
Saya perlu bab sendiri untuk
menceritakan bagaimana kegilaan saya terhadap boyband satu ini. Sejauh ini
semoga Anda bisa memahami alasan saya ngidol BB atau GB tanpa mau dipandang
murahan atau nggak punya selera.
~ ~ ~
E X O.
12 orang, dua subgroup. Ada pleton
(?) Korea dan China.
SM berusaha merambah pasar negara
dengan jumlah penduduk yang saingan sama India dan Indonesia (tercinta, hiks)
itu dengan meluncurkan boyband bertajuk EXO-M (M untuk Mandarin) yang
personilnya juga multi-nasional alias banyak yang Korea-Chinese. EXO-K sendiri
dikhususkan untuk pangsa pasar Korea sesuai dengan K-nya. Tapi herannya
walaupun nggak ada EXO-I untuk Indonesia, fans SM di Indonesia jadi membludak bukan
main. Bayangkan, fans TVXQ, Super Junior, SNSD, SHINee dan f(x) itu sudah
banyak. Belum lagi
penyanyi solo macam BoA dan Kangta. Ini ditambah 12 cowok tampan yang banyak
bikin candu di mana-mana.
Saya
yang termasuk tipe setia jarang mau nengok-nengok yang lain (terutama saat saya
sadari kadang ada BB/GB Korea yang mirip punya Indonesia ), nggak berkutik awalnya.
Tapi namanya juga SM fans, akhirnya tergoda lihat saat teman-teman satu sekolah
yang K-Pop fans heboh dengan boyband baru satu ini. Saya download lah walaupun
ngakunya termotiviasi.
MV
mereka yang pertama kali saya lihat berjudul MAMA (ini beneran) yang dibawakan
oleh EXO-K. Awal MV tiba-tiba ada prolog dengan suara bapak-bapak berbahasa
Korea yang berat seolah penyebar agama begitu dengan ilustrasi yang mewah. Mana
translate-annya huruf Mandarin lagi. Maksud lo? Jadi saya cepetin aja. Intinya
itu tentang 12 zodiak yang entah kenapa mati dari pohon kehidupan, terus
terjadi keajaiban sehingga pohon kehidupan yang suram tumbuh lagi (ini ngaco,
karena saya lihat gambarnya aja). Satu menit kemudian setelah prolog selesai
barulah kemudian tempat berubah menjadi sebuah altar dengan pilar-pilar batu
sebagai pintu masuk. Tak lama masuklah personil-personilnya menggunakan tudung
seperti jubah yang dipakai si alien di film Jadoo (ini film India. Pernah
lihat, kan?). Bersamaan dengan mereka masuk, simbol-simbol di pilar bercahaya
biru. Keren.
Kemudian mereka membentuk lingkaran
dengan posisi berlapis, dengan saya masih bertanya-tanya gimana muka
personilnya karena mereka masih menggunakan tudung. Tiba-tiba suara berat
bergaung seolah berasal dari atas, mereka mendongak dan ikut bersuara. Awalnya
saya kira pemujaan setan begitu. Karena sekitar mereka gelap dan hanya ada
cahaya dari atas, mereka mendongak ke sana dengan wajah yang begitu sakral
seolah-olah bagian dari suatu sekte yang manusia bodoh seperti saya nggak bakal
mengerti. Belakangan saat penasaran search liriknya ternyata mereka bersuara
begini, ”Careless, careless! Shoot
anonymous, anonoymous! Heartless, mindless! No one who care about me..!”
Ngeri,
bo. Waktu itu saya juga masih bodoh sehingga saya kira, oh mereka nggak
dipeduliin siapa-siapa makanya minta bantuan mamanya. Bego nggak sih, saya.
Lalu
jumlah dua belas menyusut jadi enam lelaki yang ngedance di tempat seolah
antah-berantah. Dance dengan gerakannya yang cekat, cepat, dan mantap. Nggak
seperti Super Junior yang kontinu gerakannya dan cenderung bisa diikuti, mereka
bergerak seolah mesin dari dunia lain yang bikin orang awam (dan bodoh) seperti
saya lagi-lagi melongo. Scene pun muncul bergantian. Lelaki-lelaki yang
menghasilkan api dari jejak kakinya, duduk di padang berangin, bercermin dan mengeluarkan
cahaya, menghilang dari asap, bulir air yang berterbangan. Silih berganti
sesuai lagu. Awalnya, masih awalnya, nih. Saya yang nggak nangkep lagunya nggak
suka.
Nggak
jelas aja. Korea, SM terutama, punya selera unik untuk menentukan lagu-lagu BB
atau GB mereka. Lagu-lagu ini yang saya sebut nggak bisa dibilang enak saat
pertama kali dengar. Harus dengan berkali-kali hingga Anda menemukan pola baik
dari pembukaan maupun reff sehingga harus tebak-tebak buah manggis mengenai
nadanya. Tapi lama-kelamaan enak juga. Di VC ini SM me-reveal kalau boyband itu
harus punya suara bagus. Intro-nya saja lelaki bersuara keras (bukan keras
suaranya, tapi bentuk suaranya itu kasar, keras) berteriak dan sialnya dia
berwajah tampan. Itulah D.O.
Dan sekali lagi seperti dibuktikan
BB dan GB senior, dancer terbaik yang selalu di depan adalah rapper. Dialah
Kai. Mungkin Cuma dia yang bisa ngedance sampai bikin saya merinding. Halah.
Sejenak lupakan Eunhyuk Super Junior dengan poppingnya. Lebih ngeri dan aneh
lagi saat Kai ngerapp dengan suara kasar dan nada tinggi alias berteriak,
dengan wajah dan leher di penuhi tato yang berisi nama-nama personil EXO-K.
Spesialnya Kai lagi adalah, tanggal lahir dia sama seperti saya (lupakan).
Setelah mulai suka dan mengerti alur
lagunya, saya mulai search lagi saat BB/GB lain belum mengeluarkan gaungnya
alias ribut untuk persiapan comeback-nya. Nemu EXO-M deh. Lagunya? History.
Saya bersyukur judulnya bukan PAPA.
Di lagu ini, pembukaannya hanya
berupa meteorit yang menghantam sesuatu, tepat seperti judul mereka: EXO-M from
EXO planet. Kemudian wajah-wajah personilnya bermunculan. Nah lho, baru kali
ini saya tahu bedanya orang China dengan Korea, padahal saya sudah ngidol BB/GB
Korea selama empat tahun. Ha ha. Wajah mereka tipikal orang China tapi jelas
bisa dibedakan satu sama lain. Yang jelas ada seorang yang menarik perhatian
saya. Saat reff dance biasanya dia di depan, mencolok dengan postur yang nggak
tinggi-tinggi amat, berwajah imut dan innocent. Dialah Luhan. *jerit
Kerennya, suaranya juga bagus dan
dia bukan rapper. Belakangan saya tahu dia itu lead vocal dan lead dancer di EXO-M.
Sekaligus. Waw. Hebatnya lagi dia visual. Maruk, deh. Apa itu visual? Visual
bisa diartikan sebagai face of a group.
Dia yang bisa dikategorikan berwajah paling tampan dari rekan-rekannya, punya
ekspresi yang bagus, dan mata yang berbicara. Masih nggak mengerti? Contohnya
visual dari f(x) adalah Sulli yang (menurut saya) dance dan suaranya
biasa-biasa saja tapi gestur wajahnya bagus.
Visual dari SNSD kemungkinan besar
Yoona yang selalu jadi face of a group,
selalu jadi aktris utama saat MV SNSD. Singkatnya yang paling cantik. Padahal
kalau mencari yang berbakat di SNSD, mereka semua berbakat dan bagi saya yang
one of a kind itu Seohyun, personil yang paling muda. Suaranya bagus, dance-nya
enak, dia juga selalu dipilih di tengah karena wajah cantiknya. Tapi kalau
diembat semua, yang lain dapet apa, dong? Hehe.
So, dengan keterangan di atas, nggak
salah dong saya pilih Luhan sebagai idola saya. Hehehe. Karena sejujurnya saya
nggak suka BB yang personilnya ganteng tapi suaranya pas-pasan dan dance-nya cekak.
Favorit saya yang lain adalah Kyuhyun Super Junior. Nah siapa yang sangsi
Kyuhyun nggak bisa nyanyi? Atau nggak bisa ngedance? Dia cakep pula.
Sayangnya lagi fangirl seperti saya
yang cekak duit dan tinggal tidak pada peradaban yang update, kita harus
sabar-sabar menunggu comeback di YouTube dan hanya ’dibalas’ dengan satu atau
dua MV yang diposting secara official agar gambar dan kualitasnya bagus. Beda
dengan mereka yang bisa beli albumnya kapan saja. Saya pun browse lagi dan download
EXO-K dengan judul What Is Love. Catat kata-kata saya; jangan sekali-kali Anda
bilang personil EXO nggak bisa nyanyi. Karena lagu ini lagu ballad, dinyanyikan
secara utuh dan mempesona oleh dua pentolan EXO-K. Bukan berarti lainnya nggak
bisa nyanyi. Hanya saja SM memang nggak mau tanggung-tanggung dalam mewujudkan
sesuatu. (*fyi, What Is Love ada versi EXO-M dengan Luhan dan Chen sebagai
penyanyinya *histeris)
Kisah
saya dengan EXO bertambah karena teman saya David minta diajari gerakan
History. Dia yang nggak ada waktu meminta saya mempelajari dance version dari
History yang dilakukan oleh EXO-K (rupanya History ada versi Koreanya, tepatnya
SEMUA lagu EXO ada dua versi, Korea
dan Mandarin). Saya belajar itu semalaman, kemudian mengajari David keesokan
harinya. Dan saya makin sadar gerakan EXO itu nggak main-main. Kaki saya
beberapa kali kepelintir, belum lagi bingung sinkronisasi tangan dan kaki
*keluh.
Waktu
berlalu begitu cepat. Nggak nyadar ternyata sudah 2013, dan K-Pop fans
sama-sama berdoa semoga comeback BB/GB favoritnya nggak lama-lama dan segera
dipublikasikan.
Hm..
kenapa saya tiba-tiba download EXO, ya?
Jadi saya pernah lihat foto-foto di
BBM, Twitter, tentang teman-teman yang juga K-fans tentang EXO ini. MV barunya
bertajuk Wolf.
Serigala? Iya
bener. Apa mereka berniat shooting di peternakan serigala? Atau berniat jadi
sekumpulan werewolf ganteng?
Penasaran. Itu modal awalnya. Saat
ke warnet, daripada nganggur Cuma browsing doang, secara saya paling malas ke
warnet tanpa sesuatu untuk dibawa pulang ke rumah, iseng saya ketikkan EXO di
YouTube browser. Berderet-deret munculnya.
Saya coba putar clipnya yang Wolf,
masih di warnet, nih settingnya. Kok aneh, ya? Emang dasar warnet jarang ada
yang punya headphone. Saya skip aja. Saya malah klik download buat Drama
Versionnya. Saat pulang, yang terjadi adalah histeria karena bintang utama
Drama Versionnya adalah Luhan. Hohoho.
Jalan ceritanya? Saya suka Drama
Version karena saya bisa ’baca’ jalan ceritanya. Yihaaa.
Di awal, muncul punggung personil
EXO-M bernama Kris, kemudian Luhan dari arah yang berlawanan. Mereka saling
berhadapan di sebuah lorong suram, kemudian Kris memegang pundak Luhan,
seketika lambang di tangannya berkilau biru. Mereka pun berpisah. Selanjutnya
adalah seorang gadis yang berjalan di atap sebuah bangunan, tak jauh darinya
Luhan berdiri di atas tangga, menangkupkan tangannya ke tanah dan melompat!
Benar! Dia benar-benar melompat dari ketinggian sekitar 3 meter. Kemudian melompat
lagi dari tangga setinggi 2 meter. Oh Tuhan, sayangilah badannya kalau dia
tidak lagi menyayangi kesempurnaannya *berdoa.
Selanjutnya, ia mendarat di lantai
keras dengan roll ke depan, seketika matanya berkilat merah. Kemudian ia
berlari. Tak lama di belakangnya tampak orang-orang berpakaian hitam yang
bermasker berlari mengejar. Ada scene yang ambigu saat Luhan berlari ada balok-balok
setinggi pinggang di tempat itu. Dan begonya, dia melompati pilar itu seperti pemuda
Nias yang lompat batu. Padahal, di dua sisi sebelahnya jalan bebas hambatan
terbentang lebar. Ngapain juga dia masih jungkir balik lompat di balok itu?
Oke, berhubung ekspresi Luhan serius, nggak ada alasan bagi saya untuk tertawa.
Jelas lah, saya aja heran, bukan geli. Dia berlari lagi, tiba di lorong suram.
Dan saat pengejarnya belum dekat, dia juga jumpalitan di dinding. Ngapain?
Saat pengejarnya muncul barulah dia
lari lagi. Oke, mungkin bagi otak bodoh saya yang sangat menyayangi tubuh saya
walaupun pas-pasan begini, tindakan Luhan nggak masuk akal. Tapi tetap keren,
karena dia serius dan benar-benar menjiwai perannya saat itu. Coba kalau
aktingnya jelek, udah saya ketawain kali.
Scene selanjutnya si cewek yang tadi
muncul saat Luhan masih di ujung gedung, baru pulang dari kegiatannya mengamati
benda langit dengan teleskop dan ketiduran. Ketiduran di atap gedung? Hingga
dia pulang kemalaman. Saat akan berbelok, tiba-tiba dia ditangkap seseorang
yang memeluk dan membekap mulutnya. Tak lama orang-orang bermasker berlarian ke
arah lain. Barulah penangkapnya, yang ternyata Luhan, melepaskan dekapannya dan
bergegas pergi. Saat itu sang gadis masih sempat menangkap tangan Luhan dan ia
melihat kilat di mata Luhan. Dan Luhan pergi secepat kilat. Mungkin ceritanya dia jadi
superhero, begitu pikir saya saat itu.
Setting tempat
beralih ke sebuah kelas yang ramai. Pak Guru masuk dan memperkenalkan
murid baru. Siapa lelaki berambut putih itu? Ialah Luhan. Oala, semua mulai
jelas. Saat Luhan mengedarkan pandangan ke seisi kelas, ia menatap si gadis
yang dibekapnya semalam, duduk sendirian dengan sorot mata datar. Pak Guru
menyuruh Luhan duduk di tempat duduk di samping gadis itu yang KEBETULAN juga
kosong. Mereka berdua saling pandang, dan tampang innocent Luhan membius saya.
Kemudian beralih di lapangan. Saat permainan sepak bola, Luhan menunjukkan
skillnya dan berhasil mendapatkan teman karena gol gemilangnya yang nggak saya
pahami walaupun saya nggak ngerti sepak bola.
Pertama, mereka main sepak bola,
tapi penampilan mereka kayak mau ngeceng bro. Pake’ sweater dan kupluk warna
merah, training senada dengan kaos, jaket keren, sepatu dance... sahabat saya
itu banyak yang pemain sepak bola. Nggak pernah saya lihat mereka main dengan
sekeren itu. Malahnya banyaknya shirtless karena kebobolan. Mamerin abs yang
kadang ada kadang nggak ada. Hahaha. Udah gitu pada bau dan keringetan, makanya
gerah dempet-dempetan begitu. Terus sepatunya kebanyakan sepatu dengan
warna-warna mencolok mata walaupun brandnya Nike atau Adidas. Nggak ada
bagus-bagusnya. Mungkin ada perbedaan suhu sehingga mereka harus berjaket, tapi
saya masih nggak paham soalnya olahraga, sepak bola pula..
Herannya lagi,
golnya Luhan konyol banget. Ada banyak pemain di depan gawang, tapi mereka
nggak berusaha menghalangi sehingga bola langsung bless ke gawang. Kipernya
juga Cuma diam. Padahal temen saya yang jadi kiper kalau striker tim lawan
pegang bola dia sudah maju duluan. Bola masuk dengan mudah itu adalah kenyataan
kalau ini memang Drama Version sebuah boyband. Ya, ngga? :D
Selanjutnya adalah scene di mana
Luhan bercandaan dengan teman-teman barunya. Kemudian berganti saat pulang
sekolah. Si cewek itu pulang duluan dengan naik bus sementara Luhan dengan
teman-temannya yang kesemuanya anggota EXO, pulang dengan berjalan kaki maupun
bersepeda. Baru setengah jalan, mereka dihadang dengan sekumpulan lelaki bermasker
dengan seragam hitam dan membawa senter (ini beneran. Entah lampu di Korea lagi
mati atau mereka mau lewat sawah). Tiba-tiba salah satu dari mereka menarik
kerah Luhan. Oh Tuhan terima kasih karena seringkali shoot didekatkan
ke wajah si pemeran utama. Akhirnya EXO mengikuti lelaki bermasker itu.
Soundtrack berubah mencekam, dan mereka masuk ke sebuah gedung.
Perkelahian pun dimulai. Sebelum
saya skip scene ini karena pasti panjang menceritakannya dan lebih baik Anda
nonton sendiri, saya mengucapkan duka cita yang teramat sangat buat siapapun di
dalam masker yang jadi lawannya Tao EXO-M yang atlet wushu. Kenapa? Baru saja
musuh menerjang Luhan yang siap menghindar, shoot diubah menjadi long shoot
yang menyorot ke sisi samping perkelahian. Dan Tao yang berada paling pinggir
jadi terekam jelas. Terlihat belum juga musuh melayangkan serangan, masih
dengan berlari, dia melompat dan menendang musuh itu sampai khatam riwayatnya.
Itu ditendang beneran dengan kaki di atas, melayang ke dada musuh yang saya pastikan
langsung bonyok.
Intinya di perkelahian itu adalah,
teman-teman Luhan banyak yang dihajar, sehingga Luhan lepas kontrol dan
mengeluarkan kilat merah matanya lagi. Kamera berubah jadi merah, dan ia buas
menghajar lawan yang menyakiti temannya. Tampak juga di satu saat, Kai yang
melihatnya kaget karena Luhan mendadak seperti orang teler begitu. Saat bersiap
menghajar habis-habisan musuh, D.O mendadak menahan Luhan yang kalap itu (ini
juga saya nggak ngerti, buat apa Anda menahan teman Anda yang berusaha
membalaskan rasa sakit yang Anda rasakan? Kesimpulannya D.O adalah malaikat).
Luhan yang sudah buta segalanya, mengibaskan D.O dan apa yang terjadi?
D.O langsung terpental, menghantam
tumpukan kardus hingga ambruk (nasib stuntman memang untuk scene yang nggak
keliatan mukanya dan kebagian nggak enak-enak). Perkelahian terhenti, semua
anggota EXO kecuali Luhan merubung D.O yang ambruk. Luhan tampak terkejut
karena ia tidak sadar telah melukai sahabatnya sendiri. Anggota EXO pun
meninggalkannya sendiri. Dan dari scene super singkat saat mereka semua menatap
benci pada Luhan itu saya bersyukur Tuhan menciptakan penyeimbang Luhan di
EXO-K. Tak lain the hottest of the universe : Sehun!
Siapa lagi dia? Hehe. Maklum, EXO
ada 12 orang dan semuanya punya tempat berkesan di hati saya. *ceile
Sehun ini
adalah member termuda dari EXO-K (kelahiran ’94 bo!). Spesialnya lagi tanggal
lahirnya sama seperti saya dan Kai (uhukk) yakni tanggal 14, bedanya dia 14
April. Sehun ini sering dibilang kembaran Luhan. Bahkan dia pernah berkata; “I never knew what true friendship was until I met Luhan.” Kurang
so sweet apa coba :D Sehun dan Luhan bagaikan kembaran dalam sekumpulan lelaki
tampan. Nah yang bikin saya bingung juga katanya Sehun itu visualnya EXO-K,
tapi entah kenapa yang sering disorot malah Kai. Hm..
Di
detik-detik singkat saat semua member EXO meninggalkan Luhan tampaknya Sehun
dengan ekspresi dinginnya melengos. Dengan wajah yang masih tampan padahal
ceritanya abis bonyok-bonyokan.
Drama
Version diakhiri dengan Luhan yang terduduk menyesal, memperlihatkan simbol di
tangannya yang berkilat.
Tahu
apa kata saya? Keren.
Cool, man. Pemilihan Luhan sebagai
aktor utama adalah pilihan yang tepat karena selama hampir seluruh Drama
Version itu ia menunjukkan aktingnya yang nyaris tanpa cela. Wajah tampannya
dengan mudah beradaptasi saat ia ingin serius, collapse, tersenyum walau agak
ragu, kaget, tertawa dan bercanda, merasa terancam, marah, wajah cool khas anak
sekolah, dia one of a kind! Kai sebagai kamerad di sekolahnya pun turut
membantu sebagai anak sekolah yang keren dan tampan, tapi juga sedikit
meremehkan, khas ketua gengster sekolah yang sleng tapi punya solidaritas. Simpelnya,
buat saya mereka dapet banget buat ukuran sense of arts orang Korea (yang beda
sama Indonesia. Nggak percaya? Coba lihat sinetron Indonesia kemudian drama
Korea).
Buat saya ekspresi semua member EXO
cukup bagus untuk ukuran sebuah boyband yang memang khas Korea, tapi masih bisa
diterima secara universal.
Karena jatuh hati, saya pun download
MV-MV EXO yang memang lebih dulu muncul. Setelah berulangkali nonton Drama
Version itu, saya baru sadar ternyata soundtrack mencekam berdentum-dentum di
Drama Version itu adalah lagu berjudul Wolf. MV Wolf sendiri sangat keren. Di
awal tiba-tiba ada pohon dari personil EXO, kemudian keluar cakar-cakar. Bagi
saya yang nonton Drama Versionnya duluan, it’s simply wicked.
Lagunya enak sekali dengar, itu
kelebihan EXO selanjutnya, kostumnya keren, tato di bagian dada atas Kai juga
keren ’Raised by Wolf’. Simpelnya itu menunjukkan arts-nya dia yang memang seneng
coret-coret badan. Dan kata-kata itu cool, karena berkaitan dengan MV yang
mereka bawakan. Kerennya lagi, signature style Kai itu membuat semua orang yang
suka nonton film bakalan langsung mengulang cerita tentang suku serigala di
film Twilight. Jacob Black yang diceritakan sebagai werewolf dijiwai oleh Kai
yang tampil liar, enerjik. ’Raised by Wolf’ di leher Kai adalah eksistensi yang
asik dari sebuah suku serigala di Amerika sana yang memang liar. Asiknya lagi,
setiap ada part aungan serigala, Kai pasti melolong dengan sepenuh jiwa. Nggak
heran dengan quotes-nya dia; ”I’m going
to give every last bit of my passion for dance to EXO. I want
to help letting the world know the sound of Korea.” Kai adalah sosok yang bagi saya
menjiwai sekali sebagai penghasil sesuatu yang powerful, enerjik, dan
passionate. Kai truly prove
it. Sosok pekerja keras juga ditampakkannya di MV manapun.
Yang bikin MV Wolf keren lagi adalah
animasinya. Tiba-tiba sekumpulan personil keluar dengan membentuk lubang, dan
seekor serigala keluar dari dalamnya dengan menghasilkan debu, dan dengan
canggih bertransformasi menjadi personil EXO. Waw, say thanks to Profesor
McGonagall. Di akhir MV pula, tiba-tiba Sehun dan Luhan keluar dari lubang yang
dibentuk dan posisi mereka semua menjelma menjadi kedua mata dan hidung
serigala. Wolf!
Soal fashion, saya yang buta ini
mungkin suka menomorsatukan Kai yang memang total banget dari penampilan hingga
ekspresi. Karena buat saya pribadi fashion itu terpengaruh dari pembawaan si
pengguna busana. Kalau ditanya yang kedua, saya mungkin memilih Suho, si leader
EXO-K saat kostum putih. Keren, dia berasa orang Kutub yang mencerminkan
serigala Kutub yang tinggal di daerah dingin, serba putih, dan yang paling saya
suka adalah tindikan di telinga kirinya. Hehe, nggak tahu, begitu dia
bertransformasi rasanya cool dan keren sekali.
Setelah kampay dengan MV Wolf, saya
pun langsung play MV Growl yang kemarin jadi TTWW (hebat betul orang Korea
ini). Video ini dimodel dengan format dance film. Jadi selama lagu mereka full
ngedance dan bernyanyi dengan suara cetar saat nada tinggi maupun berteriak.
Gerakannya enerjik dan cekat. Walaupun Luhan berambut pink, tapi ekspresinyaaa
:3 Setiap ekspresinya benar-benar terwujud dan tersampaikan. Emosi yang ingin
ditampakkan benar-benar tersalurkan. Di Growl yang seolah menggambarkan
sekumpulan anak sekolah keren, Luhan menampilkan kegarangannya dengan sorot
mata dan ekspresi yang bikin saya salut. Walaupun nggak tersenyum, dengan hanya
menarik sedikit saja sudut bibirnya dan bernyanyi dengan tenang, dia menarik
massa yang cukup banyak. Perhatian, rasa suka, rasa kagum. Dia bisa merampok
semuanya.
Herannya
banyaknya K-fans malah ngefans sama Kris. Karena apa? Dia ganteng. Oke, saya
nggak munafik. Tapi kan, fisik itu memang sebagai pengejawantahan pertama saat
kita bertemu seseorang. Masalah apakah kita akan mempercayai tampilan fisiknya
atau tidak itu kan tergantung individu masing-masing. Tapi saya ini orangnya
kemaruk, nggak suka kalau dia hanya punya satu aspek saja. Misalkan
ketampanan. Jelas nggak bisa diukur,
kan? Saya biasa saja. Malah agak gimana gitu ngelihat di di Wolf waktu
ngerapp saat dua pohon EXO terbentuk. Kok aneh, ya. Nggak luwes aja. Oke,
selera orang beda-beda dan itu bisa ditolerir. Sama seperti saya nggak begitu
suka Siwon Super Junior yang didaulat paling ganteng di SuJu.
Apa lagi, ya? Saya hampir kehabisan
bahan sampai di sini. Ketahuan upay deh kalau bersangkutan sama hal-hal begian
*tutup mata.
Spesialnya MV Growl selain dance-nya
adalah teknik kamera yang berputar arah 180 derajat. Belum lagi koreografi yang
memang didesain khusus untuk kamera tersebut sehingga para personil leluasa
loncat ke sana ke mari dengan gerakan yang terlatih dan kompak.
Setelah baca translation dari
lirik-lirik lagu EXO, mulai dari History, What Is Love, Wolf dan Growl, mungkin
setiap wanita akan menginginkan EXO menyanyikan lagu itu untuk mereka. Karena
kalau ditranslate ke bahasa Indonesia yang baik dan benar, artinya menyentuh
sekali.
~ ~ ~
Call me crazy. But yes, I’m so in love with EXO.
Setiap
MV mereka membuktikan latihan yang mereka lakukan sejak menjadi trainee berbuah
manis. Bedanya lagi Korea
dengan Indonesia .
Di Korea, sebelum menjadi artis, mereka lebih dulu menjalani masa trainee atau
latihan selama bertahun-tahun, barulah bisa debut sebagai artis. Makanya mereka
benar-benar matang. Lihat saja MV Wolf, ekspresi para personilnya, dan
bandingkan dengan MV Bonamana-nya Super Junior. Mereka bukan lagi senior dan
junior.
Tapi
berada dalam kasta penyemarak dunia entertainment Korea yang sama. Bedanya hanya satu
: waktu. Waktu debut yang jelas lebih duluan Super Junior yang kalau nggak
salah debut tahun 2005 dan EXO yang debut 2011. Juga usia personil. Di EXO
seingat pikiran cekak saya, paling tua itu kelahiran tahun 1990 yang artinya
sekarang umurnya 23 tahun (FYI Luhan itu salah satu yang kelahiran 1990 tapi
wajahnya kayak 17 tahun >.<). Di Super Junior yang jadi leader adalah
Leeteuk yang mungkin sudah 29 tahun. Nggak tahu juga deh, saya sudah lama
sekali baca soal kelahiran BB itu, jadi sorry kalo salah ya. Yang jelas
kelihatan dari segi usia, Super Junior (walaupun namanya Junior, udah gitu pake
Super lagi) lebih tua dari EXO.
Intinya
mereka diterbitkan untuk melambungkan bakat dan diri mereka yang sudah seperti
batu berharga. Bayangin aja deh gimana kayanya SM Entertaiment, dengan membuat
MV sebagus itu. Mereka nggak asal ikut casting kemudian besoknya ke salon dan
seminggu kemudian dipromosikan di Dahsyat sebagai boyband atau girlband baru
dengan lagu yang bikin orang mencibir. Apa yang EXO dan banyak boyband lain
terima sudah pantas dengan berliter-liter keringat yang mereka hasilkan.
Trainee, apalagi di SM itu terkenal kejam. Taeyeon, leader SNSD aja sempat
kabur karena tidak tahan karena latihan yang dijalankan oleh pihak SM.
Tapi
berbuah manis, kan ?
Saya
juga pengin bilang, dengan ini saya pengin membuktikan saya nggak asal ngidol.
Silakan Anda lihat semua MV yang saya sebutkan dan silakan koreksi semua
kesalahan saya, tapi apa yang saya tulis tidak lain adalah hasil pengamatan
dari ber-MV-MV yang sudah saya tonton, terutama dan memang hanya BB/GB asal Korea .
Saya suka menarik quotes dari apa yang mereka rasakan. Para
member itu tak diterbitkan dengan mudah.
Jangan
pula suka mencibir soal homo, gay, dan lain sebagainya. Di era modern,
orientasi seksual memang hal yang tetap sensitif tapi sudah menyangkut hak dan
hajat hidup orang lain. Nggak pernah, tuh, saya ketemu anggota BB/GB Korea yang
gay. Kalau mereka berpose shirtless dibilang maho lah apa lah. Lah pemain sepak
bola abis tanding juga shirtless, malah kadang ada yang perutnya gendut -,-
Soal wajah cantik mereka, mungkin
terkadang benar. Tapi bukan berarti mereka hanya menjual fisik sebab saya
sendiri nggak begitu respek. Banyak yang lebih ganteng kok dibanding artis
boyband. Tapi mereka memang punya sesuatu, kan? Suara dan kelincahan enerjik
yang nggak banyak cowok punya. Tapi sering dicibir. Kasihan.
Intinya juga, saya tetap mendukung
mereka dibandingkan band-band Indonesia yang makin ranum seperti panen dengan
lagu yang nggak bermutu dan hanya mengandalkan satu aspek saja. Artis itu
banyak, tapi artis yang berbakat? You don’t wanna know lah.
Last words, semoga produk dalam
negeri bisa layak dicintai.
ciao
Comments
Post a Comment