Dalam Cuaca Terik Akhir Oktober

            Cuaca sedang panas-panasnya dan aku senantiasa bersabar menunggu hujan yang datang di kala senja. Sehingga dapat meredakan kemarahan dan meredam kebisingan dari hati-hati yang mendidih. Dengan khidmat selalu membuka pintu untuk membiarkan suara surga pertama jatuh ke bumi.
            Cuaca sedang panas-panasnya dan angin bertiup pelan dari jendela. Malas. Ia ingin digantikan hujan. Tapi awan sedang enggan. Matahari selalu garang. Jadilah kesemuanya saling diam. Saling menunggu. Siapa duluan yang akan mengalah?
            Cuaca sedang panas-panasnya dan tanah merekah kering kerontang. Debu-debu berterbangan dan daun-daun berguguran. Kehilangan. Semua serba merana. Tiada habis-habisnya berdoa dan saling menguatkan. Sehingga dalam terik pun semesta tidak henti bersua.
            Cuaca sedang panas-panasnya dan setiap orang sedang malas-malasnya. Pintu rumah terbuka tapi para penghuni mendekam di dalam seperti hendak menyisingkan lengan. Tidak ada yang berangkat. Semua diam. Bahkan pekerjaan yang seyogyanya dapat dilakukan di dalam rumah pun enggan dituntaskan. Semua berdebu. Debunya membeku.
            Cuaca sedang panas-panasnya dan cinta masih terjebak dalam tempatnya. Tanpa pernah tahu, apakah terik atau hujan yang dapat membebaskannya.
            Cuaca sedang panas-panasnya dan gunung-gunung mulai enggan didaki maupun dijelajahi. Ia membiarkan lindungnya terpanggang dan memerangkap segala sesuatu yang tak peka dengan keluh kesahnya. Gunung-gunung tidak menggeliat. Hanya diam tapi membiarkan. Sesekali mereka berdoa agar panasnya diringankan, dan bara api melayang menyisakan hitam.
            Cuaca sedang panas-panasnya dan suara air terjun masih deras terdengar sampai ke ceruk-ceruk terdalam. Menghajar batuan dan tumbuhan yang hidup bergelimang air. Tanpa pernah tahu itukah tangis atau liur.
            Cuaca sedang panas-panasnya dan aku merindu dengan sepuas-puasnya.
            Cuaca sedang panas-panasnya dan aku tak lelah diam berkeringat menemuimu dalam doa pagi, siang, sore, malam. Semoga cuaca yang panas ini memberimu ketabahan. Semoga cuaca yang panas ini melindungi jiwamu dalam diam. Dan semoga cuaca yang panas ini menyediakan payung-payung kebaikan yang tak kuketahui.



Titik terpanas tahun ini. Puncak terpanas cintaku tahun ini.

Comments

Popular posts from this blog

My Own Steps

Aku Tidak Apa-Apa:)

(Kosong)