Posts

Showing posts from 2015

Semenjana

"I can handle boredom. I can't handle being lonely." Maybe this is what I want to do, and what I believe I've been doing. Escape from the loneliness, alone. And they said something from me is not real.

Episode: Saya dan Rahasia

                 Terkadang baik pula bagi kita menyimpan rahasia-rahasia. Menjaga diri sendiri karena memang hanya kita yang bisa menjaga diri sendiri. Mencintai diri sendiri karena memang hanya kita yang bisa setulus hati mencintai diri sendiri.             Kita bisa berbahagia karena seribu hal, seribu alasan. Kita juga bisa bersedih karena hal-hal yang sama. Namun kita tetap bisa menjaga hal-hal itu agar layak dinikmati. Walaupun hanya sendiri. Berjauhan dari hiruk pikuk keramaian membuat saya lebih jauh mencari arti kata ‘tenang’. Menikmati matahari tiada habisnya. Memanjat doa agar hujan tiada hentinya. Merampungkan perjalanan dalam diri saya sendiri. Dewi Lestari pernah memberikan sebuah pencerahan pada saya dalam novel Partikel -nya. Bahwa petualangan ke luar sama seperti petualangan ke dalam. Petualangan ke luar tanpa melakukan petualangan ke dalam jiwa sama saja dengan kekoson...

Dalam Cuaca Terik Akhir Oktober

            Cuaca sedang panas-panasnya dan aku senantiasa bersabar menunggu hujan yang datang di kala senja. Sehingga dapat meredakan kemarahan dan meredam kebisingan dari hati-hati yang mendidih. Dengan khidmat selalu membuka pintu untuk membiarkan suara surga pertama jatuh ke bumi.             Cuaca sedang panas-panasnya dan angin bertiup pelan dari jendela. Malas. Ia ingin digantikan hujan. Tapi awan sedang enggan. Matahari selalu garang. Jadilah kesemuanya saling diam. Saling menunggu. Siapa duluan yang akan mengalah?             Cuaca sedang panas-panasnya dan tanah merekah kering kerontang. Debu-debu berterbangan dan daun-daun berguguran. Kehilangan. Semua serba merana. Tiada habis-habisnya berdoa dan saling menguatkan. Sehingga dalam terik pun semesta tidak henti bersua.          ...

Something Strange

            Terkadang saya berharap orang memperlakukan saya seperti halnya saya memperlakukan mereka.             Baik ketika saya benar-benar peduli pada seseorang, hingga ketika saya benar-benar tak peduli pada seseorang.             Terkadang saya berharap hal yang sederhana dan rumit sehingga kontradiktif ini terjadi dalam hidup saya. Dalam kebanyakan babak hidup yang saya lalui, terutama yang saya sadari.             Namun itulah hidup. Itulah manusia. Manusia yang selalu memiliki pengharapan akan hal-hal yang terjadi pada dirinya atau hal yang sekiranya bisa ia lakukan. Manusia yang tidak akan pernah sesuai dengan ekspektasi orang lain akan dirinya. Dan hidup yang terkadang menjadi begitu culas mencurangi kita. Atau membuai kita seakan kita adalah penumpang.   ...

Sastra dan Andrea Hirata

Image
            Sore ini saya menamatkan novel berjudul Ayah karya Andrea Hirata.             Sejujurnya ini bukanlah pengalaman pertama saya ‘bertemu’ dengan karya-karya Andrea. Petualangan itu dimulai ketika semasa SMP saya belajar dengan seorang guru bahasa Indonesia yang baik dan luas pengetahuannya. Sejujurnya, saya sedikit lupa nama beliau. Saya biasa memanggilnya Bu Siti, tapi sedikit rancu karena guru bahasa Indonesia saya semasa SMA juga bernama Bu Siti. Yang jelas dari guru-guru bahasa Indonesia saya, saya mendapatkan banyak informasi dan pengalaman tentang dunia kepenulisan Indonesia.             Sewaktu SMP pula saya mengikuti ekstrakulikuler majalah dinding. Bukan karena saya peminat garis keras dunia kepenulisan. Hanya saja ekstrakulikuler termasuk kegiatan wajib dan siswa diharuskan memilih. Dalam kelas majalah dinding itulah s...

Do Sharp, Look Sharp

            Sejujurnya saya sedang entah dengan diri saya sendiri.             Semasa SMA saya suka sekali menulis. Apa saja. Di luar blogging , biasanya saya selalu rutin menulis setiap harinya. Ratusan lembar cerita telah terwujud dan kini nyaris tak ada yang bisa saya lakukan atas tulisan-tulisan itu. Sebagai penganut paham win-win solution , menulis seperti itu bagi saya dulu adalah lahan latihan yang sangat potensial meskipun saya tahu tulisan-tulisan itu kelak akan berada dalam tahap ‘mau dibawa ke mana?’. Kini setelah beberapa waktu menempuh perkuliahan di bidang sastra yang juga saya gemari, rasa-rasanya saya malah tak menghasilkan apapun.             Cerita tidak, buku apalagi. Kebanyakan saya hanya menulis di sana-sini. Eh tidak. Menulis di sini saja, tepatnya. Blogging . Menceritakan keresahan-keresahan saya yang terkadang nons...

Nobody Would Listen

Ada kalanya, saya begitu membenci hidup sebanyak saya membenci diri saya sendiri. Kepekaan saya terhadap banyak hal berkurang, seiring dengan makin bodohnya saya dalam melakukan sesuatu. Hingga saya lupa, kapan terakhir kali saya merasa begitu baik dalam mengerjakan sesuatu.  Saya begitu lelah. Malam ini. Saya begitu lelah bahkan untuk menyadari bahwa jalan saya masih panjang terbentang dan saya tak punya jaminan apa-apa terhadap diri saya sendiri dan apa yang saya lakukan. Saya mencoba tidak berkata maaf dan lebih banyak membodohi diri saya sendiri. Sejujurnya banyak hal kontradiktif yang terjadi dalam hidup saya. Terlaul banyak hal yang berkecamuk dan bergulat dalam diri dan pikiran saya sendiri. Kendatipun saya tak pernah mau. Seperti ingin pergi tapi tak ingin merepotkan. Ingin mengeluh tapi tak ingin terlihat lemah. Ingin menghentikan perjuangan tapi tak ingin selalu begini. Saya rasa saya hanya menatapi dinding kokoh yang entah bisa saya lampaui atau tidak. Saya juga...

Bisa Nyebrang di Bali

Image
Ha, its been a week. Dan seperti film yang berputar begitu cepat, kini saya sudah kembali duduk di lantai kamar saya yang dingin, ditemani angin yang pelan merambah ke ranting-ranting pepohonan di depan rumah.             Satu minggu juga saya meninggalkan ruangan ini berikut segala aktivitas di dalamnya. Termasuk laptop sebagai sarana saya menulis ini. Jangan tanya bagaimana rasanya, karena begitu saya sampai kemarin dan benar-benar punya waktu luang, saya langsung menyalakan laptop dan bersiap memulai perjuangan saya yang sebenarnya. Tempat yang takkan bisa saya khianati kendati jutaan kali saya berada di sana. Tempat jari-jari saya berfungsi sebaik-baiknya dan menjalankan tugasnya, pun tugas saya. Saya rindu keadaan ini. Bisa kembali menulis walau seperti biasa tak jelas juntrungnya. Mungkin saya harus mengubah nama blog saya menjadi hal yang benar-benar tak penting dan tanpa tendensi. Tapi sayang juga. Bisa lah dipikirkan nan...

Lelaki dan Dua Hal yang Selalu Berpasangan

            Laki-laki.             Entah mengapa saya tergerak untuk menulis tentang laki-laki. Sebelumnya saya memperingatkan bahwa saya tidak akan membicarakan hal-hal esensial yang sifatnya hakekat tentang sosok bernama laki-laki. Saya juga tidak menggeneralisasikan laki-laki untuk pada akhirnya mencapai kesimpulan tertentu.             Dalam tulisan saya kali ini, saya tidak ingin mencapai kesimpulan apapun. Saya ingin mengungkapkan apa yang saya pikirkan dan berharap menemukan hal-hal baru yang sekiranya berguna bagi diri saya.             Saya juga tidak ingin mengakali apa-apa, tidak juga ingin menjelaskan panjang lebar alasan saya memperlakukan laki-laki. Secara umum, saya berusaha menulis dengan sejujur-jujurnya. Dan selalu terbuka dengan tanggapan apapun, entah itu saran, k...