Posts

Showing posts from 2011

Faring

UAS sudah selesai, remedial dan tumpukan tanggungan nilai pun sudah selesai. Finally. Pfiiuuhh > Akhirnya dari semua rutinitas saya, selesai juga yang itu-itu aja. Hehehe. Tinggal menunggu liburan selama 2 minggu 1 minggu mendatang. Sebenarnya sih, bisa dibilang liburannya sebenernya sama aja dengan tiga minggu. Karena minggu ini tidak efektif. Bagi siswa kelas 12 harus menyelesaikan tuntutan try out selama tiga atau empat hari. Sementara saya dan ratusan siswa kelas 11 dan 10 lainnya menganggur. Untunglah OSIS sekolah mengadakan kegiatan classmeeting atau diganti 'SMASA Tournament' (padahal isinya sama). Namun saya malah harus terbaring dirumah karena sakit Faringitis dan alergi 'tahunan'. Memang sih, beberapa hari terakhir saya ngebut menyelesaikan semua tugas tanpa henti guna mengejar ketinggalan nilai maupun pelajaran. Juga menuntaskan semuanya. Saya tentu tidak ingin masa liburan saya 'terganggu' oleh deretan tugas yang tinggal absen untuk dikerjakan. Na...

Besok Senin

Pertempuran UAS tinggal tiga hari lagi. Tapi nilai udah pada turun. Gaswat! Belum-belum akupun diterjang remedial -___-" malesin banget nggak sih. Okelah. Mungkin bisa diterima. Berhari-hari ini lagi kecanduan baca novelnya Tere-Liye, penulis yang tidak disangka adalah seorang lelaki, namun mampu dengan menggemparkan membuat novel sefuturistik dan semenyentuh itu. Sebut sajalah, novelnya yang pertama kali saya baca adalah 'Hafalan Shalat Delisa', atas rekomendasi seorang kakak kelas yang suka baca novel islami. Nyari di perpustakaan nggak dapet-dapet, mungkin lagi laris soalnya mau diangkat jadi film. Akhirnya dapat juga di Togamas. Dan benar kata kakak kelas sekaligus senior di OSIS itu, menyentuh-tuh-tuh-tuh! Air mata tiba-tiba aja leleh nggak karu-karuan. Setelah sempat diombang-ambing dan dibuat dilema sama perjalanannya 'Tante' Trinity di 'The Naked Traveler', harus ngiler juga karena 'OM' Tere-Liye ini keren bangeeett > Dilihat-lihat, penga...

Keyboard 'Backspace' rusak :'(

Oh, entah kenapa sedih banget. Begitu mengetahui kalau tombol backspace di laptop ini rusak dan nggak bisa dipake. Akhirnya sekarang terpaksa beradaptasi dengan tombol 'delete' yang harus kembali menyesuaikan dengan tombol anak panah itu. -___-" malesin banget deh jadi nggak bisa leluasa nulis lagi. Soalnya males kalo salah sih, jadinya harus ribet menghapus satu kata ataupun huruf setelah menekan tombol panah ke kiri beruntun :( Oh tidak! Backspace-saya! :((( Beneran nggak nyaman jadinya. Hm. Tapi mau bagaimana lagi. Salah sendiri sih, nitip-nitipin laptop di ruang OSIS yang dihuni anak-anak ababil dan serba nggak sabaran -.- udah resiko itu mah. Dan mau nggak mau harus saya terima dengan lapang dada. Pfiiuuhh.. Saya pengen ngomongin apa ya? Oh ya. Tiga hari lagi adalah pertempuran kejutaan kalinya buat saya di Ulangan Akhir Semester. Gila ya. Udah ulangan lagi. Padahal nggak kerasa loh tiga bulan masa ajaran begitu cepatnya setelah sempat ulangan blok dan ulangan tengah ...

Sekian Lama

Sesuai dengan judulnya, sekian lama nggak ngepost maupun melirik blog ini sama sekali. Dikarenakan factor X (kemalasan) yang sangat luar biasa untuk sekedar menekan tuts keyboard dan menyusun kalimat. Padahal aku melewati hari-hari yang spektakuler dalam hidup saya yang tentunya sangat berpengaruh terhadap ke depannya. Never wanna wake up, from this moment (lagi kecanduan The Hardest Day-nya The Corrs) OKE. May day may day.. Setelah kemarin lusa saya sempat bertarung di pensi, mempertaruhkan semua latihan dan kerja keras serta usaha selama ini, akhirnya saya bisa bernapas lega. Alhamdulillah usaha saya memperlihatkan hasil yang nggak mengecewakan dan tidak sia-sia. Biarpun saya tidak menjadi yang terbaik, namun saat itu saya lakukan apa yang menurut saya maksimal bagi diri saya dan orang lain yang berharap banyak pada saya. Tentunya saya tidak mau mengecewakan siapapun. Apalagi teman-teman panitia yang susah payah membantu saya hingga menjadi apa yang saya harapkan. Big Thanks to Alla...

Suntuk Menjelang Senang

Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Saat ini saya kembali terjebak di belakang meja setinggi 30 cm dengan komputer yang menyala dan tuts yang menari-nari di depan saya. Tak hanya itu, berkali-kali saya mendongak, untuk melihat si-jam-warna-merah-begitu-berarti yang bertengger di atas saya. Uh, waktu rasanya cepat sekali ketika saya dikejar begini. Dikejar apa? Baiklah. Ada buanyak tugas yang belum saya kerjakan. Tepatnya belum selesai saya kerjakan. Tentu saja ini sepenuhnya karena saya sendiri. Terlalu let it flow menghadapi semuanya dan tidak bisa menegasi diri saya sendiri. Ada beberapa tugas yang jadi beban besok-besok, ada juga yang besok, dan ada juga yang masih besok besoknya lagi. Yah, begitulah *tentu saja tidak ada keluh! Tepatnya, masih ada banyak masalah yang menghadang. Tapi apa gunanya saya disini kalau nggak bisa get the spirit? Bukankah saya ingin hidup untuk bersemangat, dan bersemangat untuk hidup? Ada yang bilang, istirahat yang terindah adalah saat mat...

Pasca Liburan

Kembali kembali kembali.Yah, hanya kata itu yang terus terngiang dalam telinga saya ketika melihat kalender pada hari-hari terakhir liburan. Kembali ke rutinitas sekolah, ekstrakulikuler, organisasi, dan kegiatan yang sangat padat lalu lintas. Tak hanya itu, pekerjaan rumah (saya lebih senang menganggapnya pekerjaan liburan) dan tugas-tugas sudah menunggu untuk dikumpulkan. Namun belum juga terselesaikan. Padahal awalnya saya pikir cuma he-eh he-eh aja. Ohlala .. ternyata kok ya banyak juga ya. Belum lagi musim ulangan yang jelas bakalan menggantikan musim kemarau yang penuh kantuk dengan semangat belajar target kejar semalam dengan ditemani kopi tubruk ataupun torabika. (Huhu.. kagak bisa nongkrong deh). Dan segera saja, kami akan menyambut ulangan tengah semester yang siap menghadang langkah awal kami di kelas baru. Tidak begitu baru sih. Hanya saja, adaptasi kan selalu dibutuhkan dalam setiap perubahan. Sekecil apapun. Bicara soal liburan yang telah saya lewati, banyak hal berkesan ...

Kesekian Kalinya

Siapa sih yang nggak kesel kalo kita bertengkar pas bulan puasa? Sampe harus batalin semua pekerjaan baru yang udah digarap susah-susah. Well, saya bukan orang yang sabar *kan? jadi saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk sekedar bertengkar cuma-cuma. Toh hasil akhirnya sama : menyakiti saya . Mereka memang tidak mau mengerti. Dan tidak pernah mengerti. Saya. Pemikiran saya. Hidup saya. Bahkan setiap kegiatan saya. Mereka cenderung tipe orang-orang tua pemikir kolot yang masih terbawa-bawa pola pikir yang udah bau dan juga sibuk 'balas dendam' ke generasi selanjutnya karena apa? karena mereka dulu begitu . Simple sih. Tergantung cara kita manfaatinnya aja. Kalo saya, sibuk dengan mengerjakan hal-hal yang justru makin 'tidak terendus'. Semisal nggak pamit, nggak ngomong dan sebagainya. Hal ini nggak berpengaruh apa-apa sih. Cuma cenderung salah satu bentuk ketidaksetujuan dan ketidaksukaan kita. Saya mungkin yakin bisa hidup sendiri tanpa mereka. Tapi bagaimanapun...

Tutup Telinga

Haha. Sungguh menyebalkan. Malam ini adalah malam terakhir menikmati sekolah. Meskipun cuma pondok ramadhan namun nyatanya tetap saja dalam konteks sekolah yang sangat dicintai. Namun saat ini rupanya masih saja setia keruwetan itu menghampiri saya. Ah, saya ini bukan life freak yang selalu bisa bersyukur dengan sempurna. Tetap saja ada batas kesabaran (nyatanya, batas kesabaran saya tipis sekali --" dan harus lekas dipertebal). Seperti sekarang. Terantuk di saat seperti ini memang nggak sepenuhnya enak. Kenapa saya bilang begitu, karena selain bisa mempertebal yang namanya kesabaran itu tadi, harus melihat pekerjaan yang bertumpuk tanpa bisa berbuat apapun itu rasanya sangat menyebalkan sekali! Bukankah saya sudah pernah bilang pada post terdahulu? Saya paling tidak suka diam ketika ada sesuatu yang bisa saya kerjakan ataupun saya lakukan. Dan pekerjaan ini mendesak. Besok. Namun apa daya. Saya pun tak bisa berbuat lebih banyak dari sekedar meratap *cih dan memperbaiki secara ...

Rindu Itu Sesak

Cuma mau bilang, begitu merindumu, Papa. Mungkin saat ini kasih sayang itu tiada pernah habis terekspresikan. Sosok yang begitu tersayangi selama ini tak pernah kurang terisi. Bahkan berlebih. Namun sosokmu tiada pernah terganti. Saat keraguan, hanya engkau Papa yang punya ketegasan dan kebijaksanaan yang tidak dimiliki seorang ibu untuk mengakhirinya. Tiada pernah, Papa, kulupakan jejak bayangmu yang selalu terasa. Kendatipun tak pernah kumengerti, arti hadirmu begitu besar dan semu. Papa, izinkan aku memelukmu. Kendati kau tak muda lagi, kau tak sehat lagi, rambutmu tak hitam lagi, cintamu semakin menipis terasa. Namun ingatlah Papa. Aku berjanji tak akan pernah melupakan helaan napas kekar yang kau hembuskan ketika lelah menyergapmu seusai berjuang. Demiku, demi dia, demi mereka. Tiada hina kutuliskan untukmu, Papa. Kendati aku pun tahu kau siapa. Jika selama ini hanya kau yang selalu berusaha memelukku tapi aku tak bisa, kali ini izinkan aku Papa, untuk balas menyayangimu denga...

My Best Pals :')

Lupakan kata-kata yang selama ini menjadi 'saya banget' dan mari kita berbelok ke dunia remaja sebenar-benarnya. Yang saya alami sendiri dengan pernak-pernik remaja yang tentu saja tiada habisnya. Sejujurnya, tak pernah ada rasa senang ketika saya harus naik ke kelas XI dan berpisah dengan teman-teman dari kelas XE tercinta :* kelas super blehar, nakal, yang di cap sok dan individualis oleh kelas lain tapi sebenarnya, kami punya lebih dari itu yang sama sekali nggak mereka mengerti, dan hanya langsung di judge begitu saja dari penampilan luar kami. Kelas ini memang nggak jadi markasnya orang-orang super duper jenius yang tersebar di jagat raya SMA Negeri 1 Probolinggo. Pun nggak jadi kelas orang-orang yang selalu kompak dan pamer kebersamaan disana-sini. Tapi kami apa adanya kami. Just the way we are. Nggak dipinter-pinterin, malah dibiarin aja apa adanya (begonya) sampe kenaikan kelas. Nggak dikompak-kompakin ataupun pamer kebersamaan karena emang adanya kayak gitu. Kalo k...

Why So Serious?

Sesungguhnya saya pernah dengar almarhumah ibu saya berucap suatu kali, "tidak akan pernah ada orang yang bisa mengerti dan mengenal diri kita sebaik kita sendiri. bahkan suami." Mungkin saat itu saya masih terlampau kecil untuk bertanya banyak hal dan hanya mampu menatapnya tak mengerti. Namun, hingga masa remaja saya, kata-kata itulah yang terus terngiang ketika saya menghadapi seseorang yang sama sekali tidak bertemu jalan pikirannya dengan saya. Saya rasa ucapan ibu itu benar. Setiap kali saya mencoba mengatakan sesuatu tentang itu, tak ada orang yang paham ataupun menaruh perhatian sebesar ibu. Hanya sambil lalu yang kemudian tak lagi terbahas ataupun teringat. Nampaknya saya pun juga setuju dengan pendapat bahwa kita dilahirkan berbeda. Biarpun Tuhan bernah 'bersabda' bahwa kedudukan semua manusia itu sama, tapi sesungguhnya hanya amal ibadah yang jadi pembeda. Tetap saja bagi saya itu berbeda. Ya toh?:) Sedalam apapun saya hanya saya dan Tuhan yang tahu. Seba...

Aku Tidak Apa-Apa:)

Ah, gila aja rasanya. Aku nggak percaya akan melakukan hal itu. Tapi aku tahu dulu bahwa aku akan dan pasti melakukannya. Apapun kondisinya. Ya.. mungkin seperti biasa, pada remaja kebanyakan yang menderita cinta monyet sindrome hal ini sudah biasa. Rasa penasaran yang menggebu dan ingin segera dituntaskan tanpa peduli jadi seperti apa nantinya. Oke. Aku nggak pengen nulis sesuatu yang ambigu, aku pun nggak ingin menulis sesuatu dengan terlalu jelas. Ingin sesuai dengan porsi saya pada siang hari ini, tanpa menuntaskan rasa pedih yang pastinya ada di hati. Well. Biasanya saat Ramadhan begini saya memang selalu sendiri (baca:jomblo). Haha. Pada kategori itu sama sekali saya tidak bermaksud demikian. Hanya saja ya.. bisa disebut kebetulan beruntun setiap tahunnya #pembelaan right? Berhenti mengawali alinea dengan satu kata yang isinya cuma helaan napas panjang tanpa ada arti tertentu. Saya belajar lagi perasaan-perasaan manusia yang lain. Sifat yang biasanya kita anggap sambil lalu, namu...

My Own Steps

Ah, sudah kembali menginjak bulan Ramadhan:) Seperti yang didengung-dengungkan. Inilah bulan penuh berkah dan penuh rahmat. Meskipun yang saya sadari berkah dan rahmat Tuhan selalu turun setiap saat. Bahkan pada jemari saya yang sedang menuliskan kata-kata ini. Di tempat-tempat ternista sekalipun. Hari ini saya berpuasa dengan melewatkan kesempatan sahur. Ya, bisa saya bilang sial. Namun bisa juga saya bilang tak ada manfaat apapun bagi saya. Lapar? Sekalipun saya sahur dan menghabiskan sebakul nasi sendirian, rasa lapar adalah sifat harfiah dari setiap manusia yang memang tak pernah berkesudahan. Ya ya. Bagus juga prospek bulan Ramadhan kali ini. Sesungguhnya dalam Ramadhan kali ini tak ada yang saya harapkan betul. Segala yang saya inginkan bisa dibilang mustahil dan harus segera saya lupakan. Saya hanya berharap bisa full. Itu saja. Mengenai euforia Hari Raya Idul Fitri yang bagi saya selama ini hanyalah embel-embel dari gerakan pasar untuk menggebrak jumlah pembeli tak lagi saya hi...

Entri Baru

Baru saja saya terpaku dengan tulisan 'Entri Baru' yang mewarnai page kunjungan ke blog saya sendiri. Usai mengubek-ubek blog, pandangan saya kembali tertuju ke choice 'Entri Baru' tersebut. Tergoda rasanya saya untuk menuliskan sebaris-dua baris kata sebagai penghias kolom blog saya agar tak melulu begitu setelah lepas dari Semeru. Mengenai entri baru tersebut, saya cenderung berfikir apa sih, artinya? Secara singkat (ini saya banget)entri baru yang saya lihat tadi di kelola blog adalah pilihan dimana kita bisa menambahkan tulisan atau apapun yang ingin kita share untuk menghiasi dinding blog kita supaya pembaca nggak bosan dengan tulisan yang melulu itu aja. Tidak hanya itu, entri baru bisa jadi merupakan pembaharuan atas tulisan-tulisan ataupun hasil yang telah ada untuk kemudian dapat dinikmati pembaca. Tiba-tiba saya tergelitik. Saya teringat kejadian semalam. Saat saya asyik nongkrong, ngobrol ngalor-ngidul tentang planning yang saya inginkan bersama senior PLASMA...

(Kosong)

Kalau suatu saat saya bisa merasakan betapa Tuhan memberikan banyak karunia dan keagungannya pada kehidupan saya, pada saat lain saya bisa menghujat semua yang diberikan olehNYA tanpa peduli hal-hal apa yang telah saya lalui karenaNYA. Pada dasarnya saya tahu saya adalah orang yang tidak konsisten. Dan saya rasa banyak orang yang begitu. Tidak adanya suatu kepastian bukan sebab musabab ketidakkonsistenan. Hanya saja, semua itu sekali lagi bergantung dengan yang dinamakan situasi dan kondisi. Dimana tidak selalu sama, dan memang TIDAK PERNAH SAMA. Ada kalanya saya rasa zona kehidupan berputar begitu lambat dan monoton hingga membuat saya jenuh dengan apa saja yang ada disekitar saya. Hingga harus membuat saya vakum untuk beberapa waktu dari segala aktivitas dan kesibukan agar saya tak terjebak dalam bad mood. Namun kembali lagi beberapa saat setelah mendapatkan sesuatu yang menarik (misalnya kesegaran setelah tidur?) dalam mood yang jauh jauh lebih baik dan tentunya terkendali. Orang-or...

Hariku, Harimu, Hari Kita-Kita

Hariku. Sudah tentu, tiada kata sempurna terlukis pada setiap hari-hariku. Hari yang panjang dan melelahkan. Yang ujung-ujungnya selalu menyilahkan aku membaringkan tubuh yang dibalut kepenatan ini di tempat tidur yang empuk, di kamar yang pengap. Namun di dalam hari dan jiwa yang tak sempurna itu, muncul memoar-memoar indah yang tentu saja takkan bisa terulang lagi. Atas segala kesalahan, kekhilafan, kepolosan, keluguan, ketidaktahuan, kegundahan, dan semuanya. Biarpun mungkin dapat dibilang sebagai pelajaran, aku lebih senang menyebutnya sebagai kisah kenangan. Seburuk apapun itu, toh kita tak akan berhenti disini bukan? Harimu. Kadang aku berawal dari memandangi wajah-wajah semua orang di sekitarku. Mencoba memahami karakter dan sikap yang selama ini diagung-agungkan. Bahwa pula tidak ada yang sempurna. Tentu (rasanya kata 'tentu' begitu sering membayang akhir-akhir ini). Ada oposisi, ada komposisi. Ada pula kompilasi dan konspirasi. Dan yang paling sering terdengar, ada KOM...

Yang Terus Berusaha

Pagi, beberapa hari silam, saya coba log in di blog saya. Namun malah tertera ‘Blogger tidak tersedia’ sebagai jawaban. Itu artinya saya tak bisa log in. Padahal sebenarnya saya ingin meluangkan sedikit sesak di hati dan pikiran saya. Sungguh, saya tak bisa untuk terus berdiam diri (disebut menenangkan diri) dan menerima semuanya begitu saja. Mungkin saya egois, saya bukan orang yang baik hingga tak bisa menerima hal yang tidak semestinya itu. Setiap orang itu egois. Dan saya adalah satu dari sekian banyak orang yang tak merasa bahwa diri mereka eogis. Hanya sebatas menilai diri sendiri dengan segala kekurangan yang luput dari keegoisan. Hari ini, semua berlangsung cukup baik. Hanya saja, muncul ganjalan ketika saya lupa password diary saya. Saya ingin mencurahkan isi hati saya padanya, dan kini tak tahu harus kemana lagi. Password saya pun tak tahu kemana. Semua password lain sudah saya coba tapi nihil. Password yang saya coba berulang-ulang dengan berbagai macam komposisi huruf itu t...